Invalid Date
Dilihat 184 kali
Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Melalui Peran Perempuan Untuk Menaikan Nilai Ekonomi Keluarga dalam konteks pemberdayaan masyarakat hukum adat. Definisi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Hasil hutan bukan kayu mencakup produk-produk seperti buah-buahan, rempah-rempah, madu, dan tanaman obat. HHBK memiliki potensi ekonomi yang besar dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Peran Perempuan dalam Pengelolaan HHBK Perempuan seringkali menjadi pengelola utama dalam pemanfaatan HHBK di komunitas adat. Keterampilan perempuan dalam mengolah dan memasarkan hasil hutan dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Pemberdayaan Ekonomi Pelatihan dan pendidikan bagi perempuan tentang teknik pengolahan dan pemasaran HHBK. Membangun jaringan pasar untuk produk HHBK yang dikelola oleh perempuan. Kesehatan dan Keberlanjutan Pemanfaatan HHBK dapat mendukung kesehatan keluarga melalui akses ke makanan bergizi. Pengelolaan berkelanjutan dari HHBK membantu menjaga kelestarian hutan dan lingkungan. Keterlibatan Komunitas dan Dukungan Kebijakan, Pentingnya dukungan dari pemerintah dan lembaga non-pemerintah untuk program pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan HHBK. Mendorong partisipasi komunitas dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya hutan. Contoh Praktis Beberapa komunitas adat telah berhasil mengembangkan usaha berbasis HHBK dengan melibatkan perempuan, seperti pembuatan kerajinan tangan dari bahan alami, produksi makanan olahan, dan penjualan produk herbal. Tantangan Meskipun terdapat banyak potensi, perempuan sering kali menghadapi hambatan seperti akses terbatas ke sumber daya, informasi, dan modal. Penting untuk mengatasi stereotip gender dan meningkatkan kesadaran akan nilai peran perempuan.
Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu melalui peran perempuan tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi keluarga, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat hukum adat secara keseluruhan. Dengan dukungan yang tepat, perempuan dapat menjadi motor penggerak dalam pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan. Para
1. Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu: Pembuatan Keripik Jengkol di Desa Lubuk Sabuk
o Di Desa Lubuk Sabuk, buah jengkol merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang melimpah.
o Kelempok perempuan di desa ini berperan penting dalam pengolahan jengkol menjadi keripik, yang dapat meningkatkan nilai ekonomis keluarga.
2. Pembentukan Kelompok Perempuan
o Desa Lubuk Sabuk membentuk beberapa kelompok perempuan untuk memfokuskan upaya pengolahan keripik jengkol.
o Melalui pembentukan kelompok, perempuan dapat saling mendukung dan berbagi pengetahuan.
3. Pelatihan dan Pendidikan
o Pelatihan Pengolahan: Kelompok perempuan diberikan pelatihan tentang cara mengolah jengkol menjadi keripik, mulai dari pemilihan bahan baku, teknik penggorengan, hingga pengemasan.
o Manajemen Usaha: Diberikan juga materi tentang manajemen usaha, pemasaran, dan pengelolaan keuangan untuk meningkatkan keterampilan bisnis.
4. Proses Produksi Keripik Jengkol
o Pemilihan Bahan: Memilih buah jengkol yang berkualitas baik.
o Pengolahan: Meliputi pencucian, pemotongan, penggorengan, dan penambahan bumbu sesuai dengan selera.
o Pengemasan dan Pemasaran: Keripik yang sudah jadi dikemas dengan menarik dan dipasarkan di pasar lokal serta melalui platform online.
5. Manfaat Ekonomi
o Peningkatan Pendapatan: Penjualan keripik jengkol memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.
o Kemandirian Ekonomi: Perempuan menjadi lebih mandiri dan berperan aktif dalam perekonomian keluarga.
6. Dampak Sosial
o Pemberdayaan Perempuan: Kegiatan ini memberdayakan perempuan, meningkatkan kepercayaan diri, dan memperkuat solidaritas antar anggota kelompok.
o Pelestarian Budaya: Mengolah jengkol menjadi produk olahan juga melestarikan tradisi kuliner lokal.
7. Tantangan dan Solusi
o Tantangan: Akses ke modal, pemasaran, dan persaingan.
o Solusi: Membangun jaringan dengan lembaga keuangan mikro dan memanfaatkan media sosial untuk pemasaran.
# 1. Peserta Kegiatan
Kegiatan pembuatan keripik jengkol di Desa Lubuk Sabuk dihadiri oleh berbagai unsur yang berperan penting dalam mendukung pemberdayaan masyarakat:
** Kepala Desa dan Istri: Menghadiri untuk memberikan dukungan moral dan mengakui pentingnya kegiatan ini bagi masyarakat.
**Ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga): Berperan aktif dalam mengorganisir dan mendukung kegiatan pemberdayaan perempuan.
**Kader Posyandu: Membawa pengetahuan tentang pentingnya gizi dan kesehatan, serta mendukung perempuan dalam menjaga kesehatan keluarga.
**Tokoh Pemuda: Memberikan perspektif baru dan dukungan dalam menggerakkan kegiatan di desa, serta mendorong partisipasi pemuda dalam usaha ekonomi.
## 2. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk:
**Meningkatkan keterampilan perempuan dalam mengolah hasil hutan bukan kayu, khususnya jengkol.
**Membangun solidaritas antar perempuan dan komunitas.
**Mendorong partisipasi aktif dari berbagai lapisan masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi.
### 3. Agenda Kegiatan
**Pembukaan: Sambutan dari Kepala Desa dan perwakilan peserta.
**Pelatihan Pengolahan Keripik: Sesi praktik langsung tentang cara mengolah jengkol menjadi keripik.
**Diskusi dan Tanya Jawab: Memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya dan berbagi pengalaman.
#### 4. Dampak Positif
**Keterlibatan Masyarakat: Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ekonomi berbasis lokal.
**Peningkatan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran perempuan dalam ekonomi keluarga.
**Penguatan Jaringan Sosial: Membangun jaringan yang lebih kuat antara berbagai unsur masyarakat.
Kegiatan pembuatan keripik jengkol di Desa Lubuk Sabuk, dengan partisipasi dari berbagai unsur masyarakat, menunjukkan komitmen bersama untuk memberdayakan perempuan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dengan dukungan yang solid, diharapkan inisiatif ini dapat berlanjut dan berkembang di masa depan.Bagikan:
Desa Lubuk Sabuk
Kecamatan Sekayam
Kabupaten Sanggau
Provinsi Kalimantan Barat
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini